in

5 Game dengan Masa Pasar Terpendek

Dalam dunia yang cepat berubah dari industri game, beberapa judul tidak bertahan lama di pasaran. Meski sebagian besar game menikmati periode rilis yang panjang dan sukses, ada game yang cepat menghilang karena berbagai alasan. Artikel ini akan membahas beberapa game yang memiliki masa pasar terpendek, serta faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan cepat mereka.

1. Battleborn (2016)

“Battleborn” adalah contoh terkenal dari game dengan masa pasar yang sangat singkat. Dirilis oleh Gearbox Software, game ini bertujuan untuk menggabungkan elemen MOBA dengan shooter yang intensif. Namun, waktu perilisannya yang hampir bersamaan dengan “Overwatch” Blizzard membuatnya tersaingi. Kurangnya pemain dan persaingan yang kuat menyebabkan penurunan cepat dalam basis pemain dan game ini akhirnya ditutup hanya dalam beberapa tahun setelah rilis.

2. LawBreakers (2017)

“LawBreakers”, game yang dikembangkan oleh studio Boss Key Productions yang dipimpin oleh Cliff Bleszinski, dirancang sebagai kompetitor di arena first-person shooter. Meski mendapatkan pujian karena mekaniknya yang inovatif, game ini gagal menarik jumlah pemain yang signifikan, yang berakibat pada penutupan servernya tidak lama setelah peluncuran.

3. Radical Heights (2018)

Sebagai upaya terakhir Boss Key Productions untuk memulihkan keuangan mereka, “Radical Heights” dirilis sebagai game battle royale dengan nuansa retro tahun 1980-an. Dirilis dalam status “early access” hanya beberapa bulan setelah pengembangan dimulai, game ini dirasakan belum selesai dan kurang fitur. Studio tersebut ditutup tidak lama setelah rilis game ini, menyebabkan “Radical Heights” cepat menghilang dari pasaran.

4. Anthem (2019)

“Anthem” adalah game yang sangat diantisipasi dari BioWare, namun menghadapi kritik keras setelah rilis karena masalah performa dan kurangnya konten. Meskipun ada upaya untuk mengubah game ini, rencana untuk revitalisasi game ditinggalkan, dan game ini secara efektif ditinggalkan oleh pengembang dan pemain dengan cepat setelah rilis.

5. Google Stadia Games (2020)

Google Stadia, platform game cloud, merilis beberapa game eksklusif yang ditujukan untuk menarik pemain ke layanannya. Namun, karena berbagai masalah mulai dari model bisnis hingga performa teknis, Stadia gagal memperoleh traksi yang cukup di pasar game. Google akhirnya mengumumkan penutupan layanan Stadia dan game eksklusifnya, yang membuat judul-judul ini memiliki masa di pasar yang sangat singkat.

Mempelajari kasus game dengan masa pasar terpendek ini memberikan wawasan berharga tentang apa yang tidak harus dilakukan dalam pengembangan dan pemasaran game. Pemahaman yang lebih baik tentang kegagalan ini dapat membantu pengembang dan penerbit dalam menghindari kesalahan serupa dan meningkatkan kemungkinan sukses di masa depan.